Riaubermarwah.com – Indragiri hilir,-Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, terus mencari solusi permanen atas bencana banjir yang sudah berlangsung selama tiga bulan dan berdampak besar terhadap masyarakat.

Dalam rapat penanganan pasca banjir yang digelar Senin (26/5), Asisten II Setda Inhil Drs. Junaidi Ismail menyebutkan bahwa kerugian akibat banjir telah mencapai puluhan miliar rupiah, dengan sekitar 5.000 kepala keluarga terdampak dan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp15 miliar.“Situasi ini sangat memprihatinkan. Banjir bukan hanya merendam rumah warga, tetapi juga berdampak pada turunnya kesehatan masyarakat, merebaknya wabah penyakit menular, kerusakan fasilitas pendidikan dan perkantoran, serta rusaknya ribuan hektare lahan pertanian,” ujar Asisten II di hadapan para peserta rapat.

Ia menyebutkan, pemerintah daerah menawarkan dua skema pembiayaan dalam penanganan banjir, yakni melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta kontribusi dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah terdampak.Hingga saat ini, bantuan logistik senilai lebih dari Rp1 miliar telah disalurkan kepada masyarakat berupa sembako dan kebutuhan darurat lainnya.

Bupati Inhil, H. Herman, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen membantu masyarakat dalam menghadapi bencana ini.“Kami tidak tinggal diam. Ini langkah nyata pemerintah dalam menanggapi penderitaan masyarakat. Semoga dengan penggalian parit ini, masalah banjir dapat segera teratasi,” tegasnya.Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan akan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat dengan dukungan penuh dari dana CSR perusahaan.
Rapat ini dihadiri jajaran Forkopimda, kepala OPD terkait, camat, danramil, kapolsek, serta kepala desa dari wilayah terdampak banjir. Sejumlah perwakilan perusahaan seperti PT SGM, PT SRL, PT SAL, dan PT GIN juga turut diundang untuk berpartisipasi dalam penanganan pascabanjir.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Inhil, Umar ST, MT, memaparkan hasil tinjauan lapangan, khususnya di Desa Kuala Sebatu, Kecamatan Batang Tuaka, dan Desa Lahang Hulu, Kecamatan Gaung. Dikatakan, setidaknya 3.400 jiwa terdampak langsung dan lebih dari 3.500 hektare lahan terendam.
Untuk penanganan di Desa Lahang Hulu, Kecamatan Gaung, pemerintah daerah mengusulkan dua jalur prioritas pengaliran air, yaitu: Parit 9 Kanan dengan panjang 12.000 meter dan Parit 14 Kanan dengan panjang 12.600 meter“Kondisi genangan air sebenarnya tidak masalah jika aliran air tidak tertutup. Namun, kami menemukan adanya penutupan sungai alam oleh salah satu perusahaan.
Ini menghambat aliran air dari Sungai Batang Tuaka menuju Sungai Indragiri,” jelas Umar.Ia menambahkan, ada sekitar lima parit yang telah dibangun tanggul, dan pemerintah berencana melakukan pendalaman serta pelebaran sungai untuk mempercepat aliran air, khususnya menjelang musim hujan di akhir tahun.
Pemerintah daerah kini mendorong kolaborasi antara pihak swasta dan instansi teknis untuk menuntaskan persoalan banjir secara berkelanjutan, sekaligus memastikan aktivitas ekonomi warga dapat kembali pulih.(Tim)